Mutasi TNI 6 Desember, 2 Mayjen dari BIN Digeser Jadi Stafsus KSAD Maruli Simanjuntak
TerkiniTerlamaPaling sesuaiImagesize DescImagesize AscFilesize DescFilesize Asc
VIVA.co.id ©2008 | All Rights Reserved
TRIBUNNEWS.COM - Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Purnawirawan) atau Jenderal TNI (Purn) Drs. H. Mulyono, S.I.P. adalah pensiunan perwira tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat (AD).
Jabatan terakhit Jenderal Mulyono di TNI yakni sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
Jenderal Mulyono tercatat menjabat sebagai KSAD pada tahun 2015 hingga 2019.
Semasa dinasnya, jenderal bintang 4 ini juga pernah menduduki posisi sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Jenderal Mulyono resmi pensiun sebagai Pati TNI AD pada tahun 2019.
Nama Jenderal Mulyono sempat viral saat menjabat KSAD karena membuang pangkat bintang 4 dari seragam dinasnya di hadapan para prajuritnya.
Saat membuang pangkat bintang 4, Mulyono juga menyampaikan pangkat tersebut bukan sesuatu yang harus ditakuti.
Hal tersebut lantas membuat Jenderal Mulyono menjadi dikenal dekat dan dicintai oleh para prajurit TNI.
Baca juga: Brigjen TNI Purn. Junior Tumilaar, S.I.P., M.M.
Jenderal Mulyono lahir di Cepokosawit, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, pada tanggal 12 Januari 1961.
Ia memiliki istri yang bernama Hj. Rosita Ibrahim.
Mulyono dan Rosita dikaruniai 3 orang anak yang bernama Tiara Pramudyawati Permatahari, Army Patria Wirawan, dan Rahmania Zahra Pradipta.
Anak laki-laki Mulyono yang bernama Army Patria Wirawan mengikut jejaknya sebagai anggota TNI AD.
Mulyono adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara.
Ayahnya bernama Suyatno Yatno Wiyoto, seorang pegawai Dinas Pekerjaan Umum.
Daftar 15 Pangdam se-Indonesia Akhir Tahun 2024, 4 di Antaranya Baru Menjabat Awal Desember
Puncaknya, Mulyono diangkat sebagai KSAD, karier militer tertinggi di TNI AD. Mulyono dikenal dekat dan dicintai prajuritnya.
Dalam sebuah momen, dia pernah membuang pangkat bintang empat dari seragam dinasnya agar lebih dekat dengan prajuritnya. Peristiwa itu terjadi ketika Mulyono masih menjabat KSAD dan mendatangi prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada 2017.
“Jadi tidak boleh, tidak boleh takut, tentara ada pimpinan bawahan, tapi kita sebagai kawan. Tentara itu team work, organisasi tentara itu ada team work kerja sama. Kamu tidak boleh takut sama saya, saya adalah kawanmu juga,” kata Mulyono.
Mulyono sering membaur dengan anak buahnya. Kebiasaan itu dilakukannya sebagai KSAD sekaligus untuk menyemangati anak buahnya.
"KSAD juga manusia, KSAD tidak makan besi, KSAD juga makan nasi. Saya tidak ingin prajurit saya ketemu dengan KSAD takut. Rangkul saja tidak papa. Minta duit tidak papa, tak kasih kalau saya punya," ujar Mulyono setiap kali bertatap muka dengan prajuritnya.
Mulyono juga tidak segan-segan mengangkat lengan prajurit yang berada di sebelahnya dan meletakkan di atas bahunya sambil mengepalkan tangan. "Angkatan Darat tidak bisa dipimpin dengan ketakutan tapi semangat bersama, kekuatan bersama mulai prada sampai jenderal, sampai kepala staf, jelas prajurit," pungkasnya.
TRIBUN-TIMUR.COM- Para Jenderal bintang tiga dan dua Polri ikut mendaftar sebagai Calon Gubernur.
Beberapa jenderal menyatakan mundur dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) setelah memutuskan maju Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Serentak 2024.
Adapun pendaftaran calon kepala daerah, baik calon gubernur/wakil gubernur, calon wali kota/wakil wali kota, dan calon bupati/wakil bupati, dibuka pada Selasa (27/8/2024) hingga Kamis (29/8/2024).
Jenderal-jenderal Polri yang memutuskan mundur menyandang pangkat Inspektur Jenderal (Irjen) atau jenderal bintang dua dan Komisaris Jenderal (komjen) atau jenderal bintang tiga.
Keputusan mundur dari Polri karena maju Pilkada serentak 2024 sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota Menjadi UU.
“Menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil serta Kepala Desa atau sebutan lain sejak ditetapkan sebagai pasangan calon peserta Pemilihan,” bunyi beleid tersebut.
Lantas, siapa saja jenderal Polri yang mundur setelah memutuskan maju Pilkada serentak 2024?
Berikut daftar selengkapnya.
1. Komjen Pol Ahmad Luthfi
Luthfi yang sudah diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus sebagai calon Gubernur Jawa Tengah (Jateng) mengatakan, ia sudah mengajukan surat pengunduran diri ke Polri.
Mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jateng tersebut mundur setelah dua minggu menjabat sebagai Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Luthfi dilantik menjadi Irjen Kemendag oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Kantor Kemendag, Jakarta pada Rabu (14/8/2024).
Ia juga belum lama ini mendapat kenaikan pangkat dari Irjen menjadi Komjen pada Senin (29/7/2024).
“Sesuai ketentuan bahwa kalau sudah ada penetapan paslon baru mundur,” kata Luthfi setelah mendaftarkan diri sebagai calon Gubernur Jateng di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng dikutip dari Kompas.com, Rabu (28/8/2024).